Pages

Wednesday, November 24, 2010

bab 4


BAB 4. PEMUDA DAN SOSIALISASI


Pemuda adalah orang-orang generasi penerus bangsa. Pemuda masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung.

Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.

Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Melalui proses sosialisasi kepribadian seseorang dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya.

Sosialisasi sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Mau tidak mau, proses sosialisasi pasti akan kita hadapi dan jalani didalam kehidupan. Karena manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain, begitu juga pemuda.

Orangt tua mempunyai kebiasaan dalam mendidik anak yaitu dengan menurunkan nilai-nilai budaya dan penerusan kebiasaan mereka. Dewasa ini pemuda seringkali mengambil langkah sendiri dalam menjalani hidupnya tanpa menghiraukan pendidikan yang diberikan orang tuanya. Hal ini dikarenakan adanya anggapan dari pemuda bahwa apa yang diberikan oleh orang tua adalah suatu hal yang kuno. Adanya perbedaan situasi kehidupan dan banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi memposisikan pendidikan yang diberikan orang tua sudah ketinggalan jaman. Selain itu lebih tingginya pendidikan anak dari orang tuamemberikan keyakinan bahwa anak dapat memutuskan jalan hidupnya sendiri karena mereka merasalebihmengerti dan tahu bagaimana menjalani hidupnya sendiri.
Permasalahan ini adalah pemasalahangenerasi yang merupakan suatu masalah masyarakat yang di kenal sejak dulu kala. Yang dipermasalahkan adalah nilai-nilai masyarakat. Bagaimana serasi atau kurang serasi hubungan ini akan tampak dalam saat-saat kritis. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa masalah antar generasi mencerminkan kebudayaan itu sendiri. Dengan demikian, bagaimana penyelesaian masalah itu sendiri juga mencerminkan kebudayaan masyarakat itu. Permasalahan ini menurut para ahli paedagogi social bahwa masalah antar generasi tidak terdapat di masyarakat tradisional. Dapat dikatakan bahwa masalah antar generasi merupakan suatu masalah modern. Adapun inti pokok adalah bahwa dalam masyarakat sistem tertutup/tradisional, pembinaan dan proses pendewasaan terjadi secara kontinyu, di awasi oleh social control masyarakat.
Suatu masyarakat akan mengalami stabilitas social apa bila “prosesproduksi generasi” berjalan dengan baik, sehingga terbentuk personifikasi, identitas-identitas dan solideritas sebagaimana diharapkan oleh generasi sebelumnya.
Pengertian pemuda/generasi muda sebagaimana yang dimaksudkan dengan pembinaan generasi muda dan dilaksanakan dalam repelita IV adalah :
1)Dilihat dari segi biologis, terdapat istilah :
Bayi :0 – 1tahun
Anak :1 – 12 tahun
Remaja : 12 – 15 tahun
Pemuda : 15 – 30 tahun
Dewasa : 30 tahun keatas
2)Dilihat dari segi budaya atau fungsional dikenal dengan istilah
Anak:0 – 12 tahun
Remaja: 12 – 18 tahun – 21 tahun
Dewasa: 18 – 21 tahun ke atas
Di muka pengadilan manusia berumur 18 tahun sudah dianggap dewasa.
3)Dilihat dari angkatan kerja, ada istilah tenaga muda dan tenaga tua. Tenaga muda adalah calon-calon yang dapat diterima sebagai tenaga kerja yang diambil antara 18 – 22 tahun
4)Dilihat dari perencanaan modern, digunakan istilah sumber-sumber daya manusia muda (young human resources) sebagai salah satu dari 3 sumber-sumber pembangunan yaitu :
a)Sumber-sumber alam (natural resources)
b)Sumber-sumber dana (financial resources)
c)Sumber-sumber daya manusia (human resources)
5)Dilihat dari idiologis-politis, maka generasi muda adalah calon pengganti generasi yang terdahulu, dalam hal ini berumur antara 18 – 30 tahun, dan kadang-kadang sampai umur 40 tahun.
6)Dilihat dari umur, lembaga dan runang lingkup tempat, diperoleh 3 kategori :
Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih dibangku sekolah
Mahasiswa, usia antara 18 – 25 tahun, masih ada di Universitas atau perguruan tinggi
Pemuda, di luar lingkungan sekolah ataupun peguruan tinggi, usia antara 25 – 30 tahun
Secara kelasik masa muda merupakan masa yang paling menyenangkan. Pencarian jati diri dengan melakukan berbagai hal sesuai kehendak hati, kesenangan, sex bebas, narkotika, kenakalan dan lain-lain merupakan refleksi kelebihan energi yang bermuatan negative. Selama ini pemuda merupakan obyek dan bukan subjek bagi pembangunan. Sehingga hanya sebagai penonton dan penikmat hasil dari pembangunan. Hal ini terjadi karena ketidak percayaangenerasi tua terhadap generasi muda. Takut akan terjadi kegagalan dan sikap mengecilkan bukan suatu sikap yang membangun generasi muda menuju ke arah yang lebih baik karena hal itu dapat mengganggu perkembangan mental pemuda. Tidak adanya kesempatan untuk melakukan pembangunan menumbuhkan suatu perasaan yang membosankan dari diri pemuda. Kegiatan mengasingkan diri dan membentuk kelompok-kelompok preman serta melakukan kegiatan yang meresahkan bagi masarakat umum merupakan suatu cara mereka dalam menyalurkan energy. Dengan demikian tidak dapat di salahkan jika generasi muda yang berikutnya akan demikian. Sikap imitasi/meniru prilaku dari orang lain merupakan proses belajar. Maka lingkungan juga memiliki peran yang cukup besar dalam pertumbuhan setiap insan. Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan lain-lain memiliki porsi yang berbeda dalam membentuk kepribadian anak. Misal seorang anak yang tinggal di lingkungan sekolah pasti memiliki kepribadian yang berbeda dengan anak yang tinggal dilingkungan pasar.
Setiap individu dalam berinteraksi selalu melibatkan individu lain baik yang berkelompok maupun tidak. Dalam hubugannyaindividu dapat mengubah, memperbaiki bahkan merusak eksistensi suatu kelompok/lingkungan demikian juga sebaliknya kelompok/lingkungan juga dapat mengubah dan merusak individu sebagai akibat perusakan individu terhadap lingkungannya. Dengan demikian perspektif masyarakat mengenai pemasalahan-permasalahan pemuda juga harus dilihat dari kaca mata yang berbeda pula. Perilaku yang menyimpang belum tentu karena adanya keinginan dari dalam pemuda itu sendiri melinkan lingkungan yang dibentuk oleh generasi terdahulu juga berpotensi memicu tindakan yang menyimpang oleh pemuda. Keseimbangan antara manusia dan lingkungannya adalah suatu keseimbangan yang dinamis, suatu interaksi yang bergerak. Arah itu sendiri mungkin ke arah kehancuran atau perbaikkan. Hal itu tergantug pada tingkat pengelolaan manusia terhadap lingkungannya, baik potensi manusiawi maupun potensi fisik yang ekonomis.
ORIENTASI MENDUA

Sedangkan mengenai orientasi mendua. menurut Dr. Male,adalah orientasi yang bertumpu pada harapan orang tua, masyarakat dan bangsa yang sering bertentangan dengan keterikatan serta loyalitas terhadap peer (ternan sebaya), apakah itu di lingkungan belajar (sekolah) atau di luar sekolah.Sementara itu Zulkarimen Nasution mengutip pendapat ahli komunikasi J. Kapper dalam bukunya The Effect of Mass Communication mengatakan kondisi bimbang yang dialami para remaja menyababkan mereka melahap semua isi informasi tanpa seleksi.

PERAN MEDIA MASSA

Menurut Zulkarimen Nasution, dewasa ini tersedia banyak pilihan isi informasi. Dengan demikian, kesan semakin permisifnya masyarakat juga tercermin pada isi media yang beredar. Sementara maS:1- remaja yang merupakan periode peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, ditandai beberapa ciri. Pertama, keinginan memenuhi dan menyatakan identitas diri. Kedua, kemampuan melepas diri dari ketergantungan orang tua. Ketiga, kebutuhan memperoleh akseptabilitas di tengah sesama remaja.

PEMUDA DAN IDENTITAS

Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacammacam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara terus menerus. Lebih menarik lagi pada generasi ini mempunyai permasalahanpermasalahan yang sangat bervariasi, di mana jika permasalahan ini tidak dapat diatasi secara proporsional maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan.

a. Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda

Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda ditetapkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam keputusan Menteri Pendidikan

l) Landasan idiil
2) Landasan konstitusional
3) Landasan strategis
4) Landasan historis
5) Landasan normatif


b. Masalah dan Potensi Generasi Muda

1) Permasalahan Generasi Muda.
Berbagai permasalahan generasi muda yang muneul pada saat ini antara lain :

a) Dirasa menurunnya jiwa idealisme, patriotisme dan nasionalisme di
kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
b) Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa
depannya.
c) Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas
pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal.

2) Potensi-potensi Generasi Muda/Pemuda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah :

a) Idealisme dan daya kritis.
Secara sosiologis generasi muda belum mapan datam tatanan yang ada,
maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara
wajar mampu mencari gagasan baru.
b) Dinamika dan kreatifitas.
Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki
potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk
Meskipun sosialisasi itu mungkin berbeda-beda dalam berbagai lembaga,.

PERGURUAN DAN PENDIDIKAN.

Pembinaan dan pengembangan potensi angkatan muda pada tingkat perguruan tinggi, lebih banyak diarahkan dalam program-program studi dalam berbagai ragam pendidikan formal. Mereka dibina digembleng di laboratoriumlaboratorium dan pada kesempatan-kesempatan praktek lapangan.

Monday, November 8, 2010

Batik Indonesia



Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".
batik merupakan sebuah tehnik dalam pewarnaan pembuatan kain yagn sudah cukup lama. Batik biasanya di buat dengan menggunakan malam atau biasa di sebut wax-resist dyeing .Seni pewarnaan kain dengan teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno. menurut penemuan di mesir tentang pembungkusan kain untuk mumi juga menggunakan malam untuk membentuk polanya . dan ini juga menurut masyarakan mesir sudah dikenal semenjak abad ke 4 sebelum masehi.
Di Indonesia sendiri pun batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan populernya pada akhir abad 18 atau awal abad 19. Batik yang dihasilkan semuanya merupakan batik tulis sampai awal abad ke 20 dan batik cap baru dikenal setelah perang dunia atau sekitar tahun 1920an.
Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari india atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7 . tetapi menurut seorang arkeolog indonesia yang bernama F.A. Sutjipto  ia percaya bahwa batik adalah asli dari daerah seperti toraja, Flores , Halmahera , dan Papua. Menurut dia daerah ini bukan lah daerah yang di pengaruhi hinduisme tetapi memang memiliki tradisi membuat batik sejak dahulu.
Di Eropa pun teknik batik pertama kali diceritakan dalam buku History of java di London tahun 1817. Sebuah buku yang di tulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Ia adalah seorang Gubernur Inggris di Jawa pada masa Napoleon menduduki Belanda. Pada tahun 1873 seorang saudagar Belanda yang bernama Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat ia datang ke Indonesia dan pergi ke ke Museum Etnik di rotterdam. Dari situ lah sir Thomas Stamford raffles mulai memperkenalkan batik.
dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Saya bangga memiliki batik di Indonesia karena ia dapat memanca Negara dan dapat berkembang pesat seperti sekarang. Bahkan sekarang sudah ada mesin otomatis untuk membuat batik . tetapi saya tetap lebih menyukai batik kuno dengan tehnik tulis

Saturday, November 6, 2010

Ilmu sosial dasar


Penduduk Masyarakat dan Kebudayaan

A.  Pendahuluan

Dalam kurun waktu yang sangat cepat, pertumbuhan populasi penduduk di dunia semakin meningkat dari segi aspek kehidupan, diantaranya aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dalam konteks di atas, dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian hidup bertambah, mulai dari homogen menjadi kompleks.

Dalam hal ini, manusia mempunyai kelebihan dalam melakukan kehidupan dan mampu mengembangkan daya pikirnya dari pada  makhluk lainnya. Pengembangan daya pikir manusia dapat mengembangkan suatu kebudayaan, baik kebudayaan rokhaniah maupun kebendaan.

Sehubungan dengan pokok bahasan ini, akan diteliti mengenai pertumbuhan penduduk, perkembangan kebudayaan, serta timbulnya pranata sebagai akibat perkembangan kebudayaan.

B.   Pertumbuhan Penduduk
       Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah masalah ekonomi. Maksud dari masalah ekonomi ialah terbatasnya lapangan kerja yang ada di lingkungan masyarakat sekitar, diantaranya ialah meningkatnya angka pengangguran, meningkatnya angka kemiskinan, anak-anak putus sekolah, serta kejahatan timbul dimana-mana.
Berikut adalah data tabel jumlah penduduk dunia sejak tahun 1830-2006, diantaranya:
Tahun
Jumlah Penduduk
Perkembangan per tahun
1830
1 Milyard
-
1930
2 Milyard
1 %
1960
3 Milyard
1,7 %
1975
4 Milyard
2,2 %
1987
5 Milyard
2 %
1996
6 Milyard
2 %
2006
7 Milyard
2 %

Sumber : Iskandar N , Does Sampurno Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia.
Berikut adalah data tabel penggandaan penduduk dengan waktu yang singkat :
Tahun Penggandaan
Perkiraan Penduduk Dunia
Waktu
800 SM
5 Juta
-
1650 Tahun
500 Juta
1500
1830 Tahun
1 Milyard
180
1930 Tahun
2 Milyard
100
1975 Tahun
4 Milyard
45
           
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, HumanEcology  W.H. Freeman and Co San Fransisco

Proses penggandaan penduduk dunia membutuhkan waktu sekitar 35 tahun. Pertambahan      penduduk di suatu daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor demografi, diantaranya :
1.       Kematian (Mortalitas)
2.       Kelahiran (Fertilitas)
3.       Migrasi
Dalam pengukuran demografi, ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate.Tingkat/rate adalah Peristiwa yang menyatukan dalam bentuk  perbandingan dalam tiap 1000 penduduk. Berikut adalah definisinya :
1.     Kematian
Ada 2 jenis tingkat kematian, diantaranya :

(a)    Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)

Tingkat kematian kasar adalah banyaknya orang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun. Berikut perhitungan rumusnya:

CDR =     

¨      D   = Jumlah kematian
¨      Pm = Jumlah penduduk per pertengahan tahun
¨      K     =  Konstanta = 1000


Penduduk pertengahan tahun  dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :


1)      Pm     =          ½ (P )
2)      Pm     =           +
3)      Pm     =           -

·         Pm =          Jumlah penduduk petengahan tahun
·          =  Jumlah penduduk pada awal tahun
·          =  Jumlah penduduk pada akhir tahun
Contoh :
Daerah X mempunyai penduduk 550 orang pada tanggal  31 Desember 1980, dan pada tanggal 31 Desember 1981 mempunyai penduduk 650 orang. Berapa jumlah penduduk pada pertengahan tahun 1981??
Jawab >>>      ½  (550 + 650) = 600 orang
Apabila pada tahun 1981 di daerah X ada meninggal 12 orang meninggal dunia, maka :
CDR   =   12/600 x  1000 = 20
Kesimpulannya, pada tahun 1981 di daerah X tiap 1000 penduduk terdapat 20 orang yang meninggal.

(b)   Tingkat Kematian Khusus (Age Spesific Death Rate)

Tingkat kematian dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Perbedaan resiko diperuntukan menurut unur (spesific death rate). Dengan cara ini, tingkat kematian menunjukan hasil yang lebih teliti, dikarenakan angka ini mewakili dari 1000 penduduk pada kelompok yang sama, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ASDRi   =    
·         Di   =   Kematian penduduk kelompok umur i
·         Pm  =   Jumlah penduduk pertengahan tahun kelompok umur i
·         K    =   Konstanta = (1000)
2.      Fertilitas (Kelahiran Hidup)
Pengukuran fertilitas disebabkan oleh beberapa faktor :

a.       Sulit memperoleh angka kelahiran karena banyak bayi yang meninggal saat kelahiran, kemudian tidak dicatat dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dianggap sebagai lahir mati.
b.      Wanita mempunyai kemungkinan melahirkan seorang anak (tetapi meniggal hanya sekali)
c.       Makin tua umur wanita tidaklah berarti,kemungkinan mempunyai anak semakin menurun.
d.      Pengukuran fertilitas hanya melibatkan 1 orang saja. Tidak semua wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada 2 istilah asing yang diterjemahkan sebagai  kesuburan.
a.      Facundity (kesuburan)
Facundity ialah  kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak.

b.      Fertility (Fertilitas)
Fertilitas adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita. Lahir hidup ialah kelahiran dengan tanda-tanda kehidupan, misalnya bernafas, bergerak, berteriak, dan sebagainya. Pengukuran fertilisas berdasarkan jumlah kelahiran hidup dengan periode tertentu.
Tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.

CBR  = 

·         B   =  Jumlah kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu
·         Pm =  Jumlah  penduduk pada pertengahan tahun
·         K   =  Konstanta = (1000)

i.        Angka Kelahiran umum (GFR/General Fertility Rate) adalah angka yang menunjukan jumlah kelahiran /1000 wanita usia produktif. Wanita yang berumur produktif  antara 15-44 atau antara 15-49 tahun.

GFR   =  
atau
GFR   =  
·         B   =   Jumlah kelahiran hidup suatu daerah pada tahun      tertentu 
·         Fm =    Jumlah penduduk wanita pada pertengahan tahun.
·         K   =    Konstanta = (1000)
Contoh :
            Indonesia memiliki jumlah wanita usia subur (15-49) tahun sekitar 23.530 orang dan jumlah kelahiran 2.985 orang, sehingga :
            GFR    =                
             
ii.      Tingkat Kelahiran Khusus (ASFR/Age Spesific Fertility Rate)
            ASFR menunjukan banyaknya kelahiran wanita yang berumur 15-49 tahun. Ukuran ini lebih baik dari ukuran di atas. Perbedaan yang jelas mengenai fertilitas wanita dalam tiap kelompok interval 5 tahun.
            ASFRi   = 
·         Bi   = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur 1 tahun
·         Fmi = Jumlah penduduk wanita pertengahan tahun
·         K    =  Konstanta = (1000)
Kelompok umur yang berinterval 5 tahun digunakan sebagai waktu menghitung angka khusus menurut umur. Kelompok umur yang terendah kisaran 15-19 tahun, sedangkan yang tertinggi ialah umur 20-an. Angka pada kelompok  setelah diatas 39 tahun bisanya relatif kecil.


iii.    Migrasi

Migrasi ialah aspek kehidupan yang dinamis dalam ruang kelompok. Selain migrasi, ada istilah lain mengenai dinamika pendududuk yaitu Mobilitas.
Pengertian Mobilitas ialah mencakup perpindahan teritorial secara permanen dan sementara. Pengertian lain dari Mobilitas Sirkuler (non pemanen) ialah perpindahan tempat tinggal kurang dari batas waktu tersebut.
Berikut faktor-faktor seorang imigran pindah :
·         Persedian sumber alam
·         Lingkungan sosial budaya
·         Potensi ekonomi         
·         Alat masa depan
Secara garis besar,  migrasi di Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu Urbanisasi, Migrasi Interegional.  Urbanisasi merupakan perpindahan penduduk dari desa ke kota, sedangkan Migrasi Interegional ialah seseorang yang memiliki umur produktif dan kreatifitas tinggi untuk mendapatkan pekerjaan di suatu daerah yang menjanjikan dari segi infrastruktur pembangunan.
Menurut John Clark, pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan umur 0-14 tahun lebih 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau kurang 10%. Dalam mengetahui cepat atau lambat grafik suatu penduduk dapat melihat grafik piramida. Berikut struktur piramida :
1)      Piramida Penduduk Muda
Piramida ini menggambarkan komposisi pertumbuhan suatu penduduk. Jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian . Misalnya negara India, Brazil, Indonesia.
2)      Piramida Stasioner
Piramida ini menggambarkan penduduk yang tetap (statis), sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Misalnya negara Swedia, Belanda, Skandinavia.

3)      Piramida Penduduk Tua

Piramida ini menggambarkan penurunan tingkat kelahiran yang pesat dan tingkat kematian yang kecil. Apabila angka kelahiran jenis kelamin pria lebih besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Misalnya Inggris, Jerman, Belgia, Prancis.
iv.    Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan adalah angka yang menunjunkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang  belum produktif dan sudah tidak produktif dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja.
Batas umur produktif antara 15 tahun sampai 65 tahun. Rumus ketergantungan rasio adalah sebagai berikut :
DR
atau
DR +
Semakin tinggi usia muda dan usia jompo, maka semakin besar rasio ketergantungannya. Maksudnya untuk dapat menghasilkan barang atau jasa membutuhkan beban yang sangat tinggi sesuai permintaan. Ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut :
DR < 62,33%  adalah baik
DR > 62,33% adalah buruk

Penggolongan umur produktif sangat berpengaruh  pada lapangan pekerjaan untuk dapat menghasilkan produktivitas. Berikut adalah penggolongan menurut DW Sleumer :


0 – 14        golongan belum produktif
15 – 19      golongan kurang produktif  penuh
20 – 54      golongan produktif
55 – 64      golongan tidak produktif penuh
>  65          golongan inproduktif

Penggolongan menurut Sumbarg :
0 – 15        golongan belum produktif
15 – 65      golongan produktif penuh
>  65          golongan produktif berkurang
                                               
                                                      Penggolongan menurut Widjojo, pullerd, dan John Clark.
                                                                  0 – 14        golongan belum produktif
                                                                  15 – 64      golongan prduktif
                                                                   > 65          golongan tidak produktif










C.   Kebudayaan dan Kepribadian

1.      Pertumbuhan dan Kebudayaan di Indonesia

                                                                                i.            Zaman Batu sampai Zaman Logam

Menurut para ahli prehistoris, zaman batu terbagi menjadi dua, yaitu :
·         Zaman batu tua (Paleolithikum)
·         Zaman batu muda (Neolithikum)
Pada zaman dahulu, alat kapak gengggam sangat terkenal pada zaman itu. Alat itu berasal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai ke Punsjab (India). Para ahli prehistori melakukan penelitian bahwa bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar atau kecil berasal dari Cina Selatan, dan menyebar sampai Semenanjung Malaka.
Untuk daerah negara Indonesia, kapak tersebut tersebar di daerah Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, hingga sampai ke Flores. Kapak batu tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu pada rotan.
Bersamaan dengan kapak genggam, tersebar pula bahasa Proto Austronesia, yaitu sebagai induk  bahasa dari bangsa-bangsa yang mendiami pulau Samudra Indonesia dan Pasifik. Bahasa Proto Austronesia disebut-sebut sebagai bahasa melayu. Bahasa tersebut dijadikan bahasa resmi, bahasa kesatuan Republik Indonesia.
Pada zaman batu muda (Neolithikum), masyarakat tersebut mampu  membuat aneka ragam senjata berburu, senjata perang, serta alat lain yang mereka perlukan. Suatu hal yang perlu diingat ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang derajatnya tinggi, hal tersebut sangat penting dalam perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.
                                                           


2.      Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam

i.                    Kebudayaan Hindu  dan Budha

Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke Indonesia, tepatnya di Pulau Jawa. Agama Hindu berasal dari negara India. Namun, pada abad ke-5, ajaran agama Budha masuk ke Indonesia, tepatnya di perairan Pulau Jawa. Ajaran agama Budha lebih maju  dari pada ajaran agama Hindu, karena agama Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Pada akhirnya, ke-2 agama tersebut mampu berkembang dan berdampingan secara damai. Penganut agama Hindu dan Budha melahirkan karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni arsitektur, seni pahat, seni ukir, maupun seni sastra. Contoh dari arsitektur tersebut adalah bangunan candi Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, dan lain-lain. Candi Borobudur adalah candi terbesar dan termegah di Asia Tenggara, dan tercatat sebagai bangunan 10 besar keajaiban dunia.

                                                                              ii.            Kebudayaan Islam
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 dan 16 yang disebar oleh Wali Sanga. Masuknya agama Islam khususnya di Pulau Jawa berlangsung dengan suasana damai. Hal tersebut disebabkan karena tidak ada paksaan dari pihak manapun , melainkan secara baik-baik. Daerah yang belum terpengaruh oleh ajaran Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan penduduk daerah yang bersangkutan, misalnya  di daerah Aceh, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatra timur, Sumatra Barat, dan pesisir Kalimantan.
Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi penganut terbesar penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.


                                                                            iii.            Kebudayaan Barat
Kebudayaan barat masuk ke Indonesia ketika kaum penjajah memasuki wilayah Indonesia, yaitu bangsa Belanda.Pasukan VOC membuat bangunan dengan gaya arsitektur barat, khususnya di wilayah Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial, yaitu Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh dan Lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam hal ini, penyebaran agama juga terjadi, yaitu agama Katolik dan Kristen yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran tersebut dilakukan dengan penduduk yang belum terpengaruh dengan agama lainnya. Daerah tersebut antara lain : Irian Jaya, Maluku Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan pedalaman Kalimantan.

                                                                            iv.            Kebudayaan dan Kepribadian
Penelitian yang dilakukan Antrophologi menunjukan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaidah berisikan harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas dari perilaku seseorang. Batas-batas tersebut menjadi suatu aturan permainan dalam pergaulan hidup.
Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat gotong royong, artinya ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Indonesia, dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri.


 

Assignment Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2008